Serikat Pekerja Kampus Bersolidaritas dengan Koalisi Anti Union Busting
SIARAN PERS
Serikat Pekerja Kampus (SPK) mengirim perwakilan untuk mengikuti pemutaran film dokumenter Cut to Cut dan diskusi yang digelar Koalisi Anti Union Bustin di Gedung YLBHI, Jakarta pada Rabu, 12 Februari 2025.
Film dokumenter Cut to Cut yang disutradarai oleh Miftah Faridl ini mengangkat fenomena pemberangusan serikat pekerja (union busting) yang terjadi kepada Solidaritas Pekerja CNN Indonesia (SPCI).
Koordinator SPK Wilayah Jabodektajur, Adek Risma Dedees yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan film Cut to Cut menceritakan tentang perjuangan serikat pekerja media/jurnalis menuntut hak sesuai konstitusi. Alih-alih mendapatkan hak, anggota serikat justru dikeluarkan dari tempat mereka bekerja secara sepihak.
"Ini memperlihatkan rentannya pekerja media dan masih 'suka-sukanya' industri media, termasuk media mapan sekalipun dengan pekerja. Masih banyak pemberi kerja yang anti dengan serikat pekerja karena dianggap tukang kritik, pengganggu bahkan pemberontak. Ironisnya, anggapan dan tindakan ini lahir dari industri media yang sehari-hari kerjanya jadi tukang kritik pada kebijakan pemerintah, memproduksi pengetahuan bagi pembaca," kata Adek Risma Dedees.
"Film ini perlu dan penting untuk ditonton oleh sebanyak orang baik pekerja media maupun bukan, baik di ruang publik luas maupun akademik, tidak hanya gen Z tapi juga lintas generasi. Tujuannya tidak lain membangun dan menyebarluaskan kesadaran tentang isu pekerja dan pentingnya berserikat," ujarnya.
Sebagai serikat pekerja, SPK mendukung penuh perjuangan Solidaritas Pekerja CNN Indonesia (SPCI) menuntut hak-hak pekerja sejak kali pertama dideklarasikan pada Sabtu, 31 Agustus 2024 lalu.
Diskusi setelah pemutaran film dokumenter 'Cut to Cut' menghadirkan pemantik yaitu sutradara/aktor/anggota SPCI, Muhammad Faridl; sutradara, Dandhy Dwi Laksono; buruh, Septia Dwi Pertiwi dan Ketua Dewan Pers, Dr. Ninik Rahayu.